4 Hal Unik Covid-19 di Eropa

1. Beda dengan ratusan negara lain di dunia, di Belanda tidak wajib memakai masker di jalanan. Kewajiban memakai masker sangat terbatas: hanya di angkutan umum dan beberapa tempat ramai di kota Amsterdam dan Rotterdam. Sisanya tidak perlu.

Sebenarnya pemerintah sudah mendapat desakan dari para ahli untuk mewajibkan masker, apalagi dengan ancaman gelombang kedua ini. Tetapi pemerintah masih belum mau dengan alasan: penggunaan masker takut membuat orang lupa untuk jaga jarak aman 1,5 meter satu sama lain.

Memang kalau kita lihat website WHO, disitu tertulis bahwa WHO menyarankan penggunaan masker untuk daerah yang susah jaga jarak 1 meter. Belanda tidak terlalu padat penduduknya maka betul juga bahwa masker tidak diharuskan disini.

2. Beda dengan Indonesia, disini justru anak-anak yang lebih dulu bebas beraktivitas. Anak saya sudah kembali sekolah dari bulan Mei. Sementara karyawan kantoran seperti ayahnya masih work from home. Di sekolah pun anak-anak tidak perlu pakai masker atau face shield.

Ini membingungkan khususnya ketika menonton siaran TV di Indonesia dimana Ikatan Dokter Anak Indonesia serta para orang tua murid sangat khawatir kalau anak sudah boleh sekolah.

Alasan kebijakan Belanda tertulis di website Kementerian Kesehatannya. Mereka bilang bahwa di seluruh dunia ini, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 itu terbilang sedikit. Dan mereka yang kena itu pun tertular dari orang dewasa. Jarang terjadi penularan dari anak ke dewasa ataupun dari anak satu ke anak lain.

Oleh sebab itu, di sini di daerah ramai yang wajib masker itu pun hanya untuk 12 tahun ke atas. Anak-anak tidak perlu samasekali pakai masker. Dan, tentu saja, jaga jarak aman 1,5 meter pun tidak usah.

Saya juga tidak paham mengapa ada perbedaan kebijakan antar negara. Mungkin karena virus tersebut bermutasi sehingga virus yang menyebar di Belanda beda mutasinya dengan yang di Indonesia? Atau memang simply karena semua ilmuwan masih dalam proses mempelajari cara penyebaran virus ini?

3. Konser musik Barcelona dengan ribuan tanaman sebagai penontonnya!

Untuk saya, ini unik sekali. Gedung opera di Spanyol ini dibuka kembali 22 Juni dengan konser perdananya adalah untuk tanaman. Dan para pemain musik ini betul-betul memperlakukan tanaman tersebut seperti layaknya orang sebagai penonton. Mereka membungkuk tanda hormat, dan sebagainya.

Silahkan nonton cuplikan videonya disini. Ternyata perlunya kita menonton berita internasional adalah untuk memperluas wawasan ya.

4. Demo belasan ribuan orang di Berlin menentang Pandemi! Mereka bilang semua ini bohong. Mereka tidak percaya ancaman virus Covid-19 ini. Mereka protes lockdown dan semua restriksi dari pemerintah.

Mereka tidak mau mengikuti protokol kesehatan. Jadi dalam demo ribuan orang itu pun mereka tidak jaga jarak dan tentu saja tidak pakai masker. Di sekeliling mereka, polisi menyerukan untuk mereka jaga jarak, dan sebagainya. Tetapi mereka tidak mempedulikannya.

Bingung kan mengapa mereka begini? Siapa mereka sebenarnya? Mereka adalah yang rugi karena tokonya tutup berbulan-bulan. Mereka adalah yang percaya teori konspirasi, mereka sebut-sebut ini kerjaan Bill Gates. Saat diwawancara, seseorang bercerita tetangganya yang sudah berusia 93 tahun kasihan sekali tidak bisa kemana-mana sama sekali, dan mereka menyalahkan pemerintah yang membuat tetangganya jadi susah.

Dan mereka pun mem-bully wartawan dari berbagai media yang sedang meliput demo tersebut. Mereka menyalahkan media yang menggembar-gemborkan virus ini.

Aneh ya? Tetapi begitulah uniknya dunia ini. Eropa khususnya dalam hal ini.

4 comments

  1. wah , di indonesia juag sudah mulai ekndor pakai maskernya, akdang kita mendengar berita atau orang2 yang mengatkan ini itu, tak sama , jadi mmebuat kiat bingung sendiri, mana yang benar

    Suka

  2. Poin ke 1-3 aku msh bisa trima, asalkan orang2 itu bener2 bisa menjaga jarak aman. Tapi poin trakhir ttg Berlin, itu miris dan sediih banget dengernya. Covid dibilang konspirasi..

    Mamaku meninggal Krn covid pertengahan Agustus kemarin. Kami sekeluarga aja sampe bingung mama terkena dari siapa, Krn mama ga prnh kluar rumah. Memang sih Abang iparku msh ngantor, suamiku yg beda rumah sesekali msh k rumah mama Krn mobilnya diparkir di garasi rumah mama. Bisa jd mereka berdua Carrier yg membawa virus itu :(. Tapi faktanya, mama meninggal Krn covid dan sampe ajalpun, ga ada 1 dari kami yg bisa melihat, bisa membawa jenazah mama, apalagi menguburkan. Ga diizinkan samasekali Krn itu semua RS yg akan menguburkan di pemakaman khusus.

    Orang2 yg sedang demo itu mungkin blm prnh ngerasain keluarga tersayang mereka meninggal akibat covid. Blm pernah ditelp perawat, kalo orang tersayang yg sdg berjuang hidup mati di RS sedang sesak napas, sementara ventilator sudah habis terpakai :(.

    Apa harus ngerasain itu dulu baru paham bahayanya penyakit ini :(. Semoga kita semua dijauhkan ya mbaaa, dan g ada lagi keluarga yg harus meninggal karena ini. Aku msh sabar utk ga traveling dulu, sampe vaksin nanti kluar.

    Suka

Tinggalkan komentar