Catatan “Raising Boys in the 21st Century” oleh Steve Biddulph

Buku ini aku kasih nilai 3,5 ⭐ (dari 5). Mengapa? 

  1. Karena ada argumen penulis yang aku pikir agak maksa. Pelajaran darinya bertentangan dengan riset2 yang ada. Bagusnya adalah buku ini tetap memberitahu riset2 yang bertentangan tsb. 
  2. Ada bagian buku ini yang aku tidak lihat aplikasinya dalam perkembangan anak laki2 kami. 
  3. Tetap aku kasih 3,5 ⭐ karena ada banyak pengetahuan dan tips yang baru aku tahu dari buku ini. 

Di bawah ini adalah takeaways penting dari buku ini.

Three stages in a boy’s life

Umur 0 s.d. 6: Learning to love.

Dalam tahap ini, anak belajar tentang kasih. Dia harus merasakan sayang dan rasa aman yang mantap. Biasanya mama yang peran utama disini. Menyusui, sayang-sayang, dan seterusnya. Meskipun peran papa juga penting disini.

Umur 6 s.d. 14: Learning to be male.

Masuk umur 6 anak instinctnya jadi ingin seperti lelaki dewasa. Maka dia akan melihat papanya, dari segi aktivitas dan minatnya. Oleh sebab itu, papa lah yang peran utama dalam masa ini. (Sama seperti sebelumnya, mama tetap diperlukan disini).

Bisa tebak saran Steve apa yang papa harus lakukan dalam rentang umur ini? Ya, saran klasik memang: kasih waktu DAN perhatian. Aku tulis DAN dalam huruf besar karena kadangkala kita kasih waktu kita untuk keluarga tetapi pikiran kita tidak sepenuhnya disitu.

Berusaha masuk dalam dunia anak, mau tertarik bermain dengannya, menempatkan diri pada emosi dan level perkembangannya. Aku kira itu yang lebih penting dari sekedar sediakan waktu.

Steve Biddulph bilang bahwa inti bukunya yang 218 halaman hanya bertumpu di 1 kalimat ini:

For fathers, if you routinely work a 55- or 60-hour week, including commuting times, you just won’t cut it as a dad.

[Singkat dan tajam yah pesannya 🔪]

Umur 14+ : Becoming a man.

Dalam periode ini, kedua orang tua mundur sedikit dari kehidupan anaknya. Remaja pria perlu figur laki-laki dewasa yang bukan orang tuanya. Seorang mentor. Seseorang yang peduli padanya dan yang dia respek. Biasanya remaja lebih mendengarkan orang ini daripada orang tuanya.

Figur ini bisa pamannya, trainer olahraga, supervisor di pekerjaan paruh waktunya, pendeta muda di gereja, dan lain sebagainya.

Kalau tidak ada figur ini dan anak hanya main dengan teman-teman sebayanya, maka Steve menyebut kelompok itu sebagai a group of lost souls.

Karakteristik remaja: biasanya mencari sesuatu dimana dia bisa mendedikasikan hidupnya misalnya newborn religion, olahraga, music fans club, kampanye climate change, dan social justice.

Tips untuk komunikasi dengan remaja pria:

Jangan harap mereka pulang sekolah, masuk rumah langsung curhat tentang apa yang terjadi di sekolah. 

Coba ngobrol sideways instead of face-to-face. Misalnya: sambil do the dishes together di dapur atau di mobil sambil setir. Dengan menghindari eye contact, mereka lebih bisa cerita buka-bukaan tentang masalah pertemanan, kisah cinta, atau kesulitan pelajarannya.

On testosterone

Buku ini juga kasih warning ke kita sebagai orang tua di umur-umur dimana terjadi lonjakan hormon testosteron dalam diri laki-laki.

Umur 4: Full-on Four

Anak jadi tidak bisa diam. Seperti kebanyakan energi. Aktif, bergerak terus.

Aku merasa anak kami tidak menunjukkan perubahan besar di umur 4. Mulai dari umur 3 dia sudah senang dengan film action, bermain pura-pura berantem, superhero mengejar penjahat, dsb. Tetapi seingat saya, tidak ada umur dimana dia tiba-tiba berubah menjadi hiperaktif.

Umur 8: Meltdown

Masa adrenarche yaitu sekitar 2 tahun sebelum puber. Puber biasanya umur 10-13 ketika suara jadi berat, muncul rambut kemaluan, dll.

Di masa adrenarche, anak jadi lebih cepat marah, frustrasi, berurai air mata pada hal-hal yang sebelumnya tidak terlalu masalah untuknya. Masalah emosi pokoknya. 

Anak kami baru saja ulang tahun umur 8. Saya curiga masa ini yang sedang dialaminya.

Tips dari Steve menghadapi masalah ini:

  • Pastikan emosinya itu bukan karena memang ada hal buruk yang dia alami
  • Be informed. Sebagai orang tua, kalau kita tau level perkembangan anak kita, maka kita lebih gampang berempati. 
  • Beritahu anak bahwa dia sedang di masa meltdown umur 8. Kalau dia sudah tahu, semoga dia jadi lebih aware terhadap kondisi emosi dan pikirannya.  

Umur 13 dan 14: rapid growth, disorientation, and testing the limits

Bagi banyak keluarga, umur 13-14 itu paling sulit membesarkan anak. Anak seperti tidak bisa berpikir dengan cerdas, mood-nya bikin kesal orang sekitar, dan energi serta sexual feeling-nya tinggi sekali. 

Tidak ada tips yang lebih penting selain, sekali lagi, mengerti bahwa memang ini tahapannya. Di umur 14, testosteron sedang pada puncaknya.

Bocoran info lainnya: bahwa remaja ini butuh struktur!

Kalau mau remaja pria ini bisa diatur, dia harus tau siapa yang in-charge, apa peraturannya, fair atau tidak. Begitulah cara kerja otak remaja pria. 

Makanya, saat dia tidak terarah, tidak ada figur pemimpin dewasa, dia bikin gang. Dia perlu sense of belonging, order, and safety.  

About Sex

What can parents do?

  1. Mulai anak umur 10, gunakan kata-kata yang berhubungan dengan seksual secara normal dan santai di rumah. Misalnya saat bicara tentang masturbasi, lovemaking, orgasme, perkosaan, incest.
  1. Beritahu mereka apa itu good sex dan apa itu bad sex.
    1. Good sex: ada rasa saling menghormati, bahagia, ada kedekatan hubungan, dan waspada kehamilan serta HIV/AIDS.
    2. Bad sex adalah ketika memanfaatkan orang lain secara egois. 
  1. Anak muda cenderung terlalu cepat berpikir berhubungan seks dengan orang lain. Bantu mereka membedakan like (a spark), love (emotion), atau lust (hot) dengan lawan jenis. Jelaskan bahwa perlu waktu untuk membangun hubungan yang sehat.

Menurut psikolog, masturbasi itu tidak merugikan dan baik untuk dilakukan.

Pornografi

Basisnya adalah rasa ingin tahu dan tertarik pada gambar-gambar perempuan adalah NORMAL. Jangan bikin anak kita merasa bersalah kalau mereka ingin lihat foto-foto seperti ini.

Sedangkan 3 tips praktis yang diberikan Steve untuk kita para orangtua adalah sebagai berikut.

Pertama, tutup akses internet ke situs-situs pornografi. 

Kedua, charge hape mereka di dapur pada malam hari supaya mereka bisa tidur. Tidak main hape di kamar. 

Ketiga, kasih tahu mengapa pornografi itu tidak baik. Saat temannya suruh lihat, semoga mereka bisa jawab: “No, thanks. The stuff messes with your head.” 😎

Dan ini adalah 3 alasan versi Steve mengapa pornografi itu buruk?

  1. Melakukan sex tanpa peduli dengan siapa partnernya. Tidak ada kedekatan, apalagi cinta dengan orang itu. 
  2. Melakukan sex dengan cepat. Tidak didahului dengan peluk, cium, dan sebagainya. 
  3. Mirip dengan 2 point di atas, melakukan sex tanpa keintiman hubungan. Kedua pasang mata tidak saling memandang. Kelihatan jelas mereka bukan sepasang kekasih yang sedang memadu kasih. 

Ajarkan mereka bahwa happy sex itu sebaliknya: personal, takes time, a lot of connection, and treat one another kindly. Timing and readiness are what makes lovemaking good.

Messages for you, Mom!

Buku ini punya bab khusus untuk para ibu. Apa sih peran Mama dalam membesarkan anak laki-laki? Ada banyak. Tapi hanya 2 yang aku jadikan catatan untuk diriku sendiri:

Pertama, bantu anak merasa nyaman berteman dengan lawan jenis. Mereka belum tahu bagaimana bergaul dengan anak perempuan, apa yang anak perempuan suka dari laki-laki. Pikiran dan dunia wanita itu sesuatu yang asing buat mereka.

Makanya kita bisa cerita panjang tentang ini. Misalnya anak perempuan suka laki-laki yang humoris, punya pendapat sendiri, menghargai pendapat orang lain, dan seterusnya.

Saat anak mulai umur 10, mama bisa boost confidence anak laki2nya dengan komentar2 seperti berikut:

  • Wow, you are a great-looking guy!” saat dia mencoba baju baru.
  • The girl who marries you is going to be very lucky” saat dia membantu membersihkan rumah. 
  • You’re interesting to talk to.

Begitu juga dengan remaja perempuan, dia bisa melihat dirinya menarik dan pandai kalau papanya memuji / memperlakukannya demikian.

Steve Biddulph

Kedua, kasih kesempatan para papa untuk parenting anak laki-lakinya. Kadang-kadang mama merasa selalu jadi jembatan antara anak-anak dan papanya. Padahal menjadi “pembatas” di antaranya.

Dalam hal ini, mama harus stand back. Biarkan papa more confident to do his part of parenting.

😍 Favorite parenting quotes

Ada dua parenting quotes dari buku ini yang waktu baca rasanya bener banget dan kena di hati.

Setuju dengan 2 quotes ini?

Sport

Bab 9 buku ini didedikasikan untuk Boys & Sports. Terbayang kan mana saja cabang olahraga yang disukai pria?

Steve bilang: orang berolahraga ingin sehat tapi kenyataannya olahraga bisa bikin sakit seumur hidup. Betul juga yah?

Hati-hati dengan kecelakaan dalam olahraga. Ternyata ada risetnya lho apa saja olahraga yang berbahaya. Yang tergolong bahaya: rugby, boxing, ice hockey, parachute, skateboarding, dan Australian Rules Football (Steve orang Australia).

Yang termasuk aman: cricket (lagi-lagi olahraganya orang Australia), basket, sepakbola, squash, gymnastics, dan netball. Senang rasanya baca ini, karena anak laki-laki kami hobinya sepakbola.

Penutup

Steve menutup buku ini dengan menekankan pentingnya komunitas. Pertumbuhan anak tidak hanya dipengaruhi oleh satu keluarga saja.

Orangtua bisa cari komunitas yang memperlengkapinya dalam parenting. Anak-anak juga, seperti masa remaja yang dibahas di atas, perlu komunitas yang baik untuk perkembangan dirinya.

Setuju banget dengan poin terakhir Steve ini. As the proverb saysIt takes a village to raise a child.”

Selama membaca buku ini tidak banyak sebenarnya moment “Aha, begini toh laki-laki”. Tetapi tetap saja saya penasaran dengan buku Steve lainnya “Raising girls in the twenty-first century: Helping our girls to grow up wise, strong, and free”.

Happy Parenting! 🧑‍🍼💪🥰

Tinggalkan komentar